Daerah

6/recent/Daerah

Header Ads Widget

baner

Otak-Otak: Kudapan Ikan yang Lebih Berguna dari Banyak Manusia

Oleh: Wawan S.

Otak-otak, makanan ringan yang terbuat dari ikan dan bumbu sederhana, dibungkus daun pisang dan dipanggang hingga harum—adalah bukti bahwa sesuatu yang sederhana, kalau diproses dengan baik, bisa punya nilai. Berbeda dengan sebagian manusia yang punya otak beneran, tapi sayangnya lebih memilih menyimpannya sebagai aksesoris kepala.

Lucunya, otak-otak dari ikan saja tahu cara menghargai proses. Sementara manusia yang merasa “paling benar” sering lupa, bahwa berpikir itu bukan tindakan musiman. Mereka sibuk memoles ego, memelihara rasa superior, dan lupa bagaimana cara menghargai orang lain—karena, ya, menganggap dirinya pusat semesta.

Mereka ini biasanya paling vokal, paling sensitif kalau dikritik, tapi paling malas mendengar. Orang lain salah sedikit langsung dicerca, tapi kalau dirinya yang salah? Ah, pasti dunia yang tidak adil. Tipe-tipe seperti ini bikin otak-otak terasa jauh lebih intelek—karena setidaknya, otak-otak tidak sok tahu dan tahu diri ketika dibungkus.

Sungguh ironis, otak buatan dari ikan bisa memberi kebahagiaan lewat rasa. Sementara otak asli pada manusia tertentu hanya menghasilkan omong kosong, ego meledak-ledak, dan kemampuan menghargai orang lain yang setipis daun pisang.

Jadi, kalau hidupmu hanya dipenuhi keakuan, rasa paling benar, dan hobi meremehkan,... mungkin kamu perlu belajar dari otak-otak: tenang, berguna, dan tidak ribut. Karena kadang, lebih baik jadi camilan di pinggir jalan daripada jadi manusia yang bikin kenyang orang lain... dengan kesabaran.